Tentang LPD FKIP UMG

Perkembangan teknologi digital yang kian melaju pesat telah membawa perubahan fundamental dalam hampir setiap lini kehidupan, termasuk cara kita mendidik dan belajar. Di ruang-ruang kelas modern, perangkat digital, jaringan internet, dan aplikasi pintar perlahan menggantikan metode konvensional, menuntut para pendidik untuk bertransformasi agar tetap relevan dengan kebutuhan zaman. Jika perubahan ini tidak direspon secara strategis, kesenjangan antara kompetensi yang diajarkan di sekolah dan kompetensi yang dibutuhkan di masyarakat akan semakin melebar.

Sejalan dengan implementasi Kurikulum Merdeka, lembaga pendidikan di Indonesia didorong untuk menumbuhkan empat kompetensi utama abad ke-21—critical thinking, creativity, communication, dan collaboration. Kurikulum ini menekankan pembelajaran berdiferensiasi, asesmen diagnostik, serta proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Semua konsep tersebut dapat diakselerasi ketika guru menguasai alat dan metode berbasis teknologi digital, sehingga pengalaman belajar siswa menjadi lebih bermakna, adaptif, dan kontekstual.

Dalam kerangka inilah koding (pemrograman) memegang peranan kunci. Lebih dari sekadar keterampilan menulis baris-baris kode, koding menuntut computational thinking—kemampuan memecah masalah kompleks menjadi bagian-bagian yang terstruktur, mengenali pola, dan merumuskan solusi algoritmik yang efisien. Saat peserta didik berlatih koding, mereka sesungguhnya sedang melatih nalar logis, ketekunan, dan kreativitas secara bersamaan; kualitas yang amat dibutuhkan di masa depan.

Di sisi lain, kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI) telah memasuki ruang kelas sebagai virtual tutor, sistem rekomendasi pembelajaran adaptif, hingga pendukung penilaian otentik. Guru yang memahami prinsip kerja AI dapat mengoptimalkan analitika data untuk memantau kemajuan siswa secara real-time dan menyesuaikan strategi mengajar sesuai kebutuhan individu. Pengenalan AI juga membuka cakrawala baru tentang etika teknologi dan literasi data yang perlu diajarkan kepada generasi muda.

Namun, potensi itu tidak akan terwujud tanpa peran sentral guru. Fakta di lapangan menunjukkan variasi penguasaan teknologi di kalangan pendidik masih cukup lebar; sebagian guru belum sempat memperoleh pelatihan terstruktur, sementara perkembangan perangkat lunak terus melesat. Ketimpangan ini berisiko menimbulkan ketidakmerataan mutu pendidikan bila tidak diatasi melalui program peningkatan kapasitas yang sistematis.

Menyadari tantangan tersebut, Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik bekerja sama dengan Lembaga Penyelenggara Diklat (LPD) FKIP Universitas Muhammadiyah Gresik akan menyelenggarakan Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) bagi guru SD, SMP, dan SMA/SMK. Pelatihan ini

dirancang berbasis proyek (project-based training), mengombinasikan teori konseptual, praktik langsung, serta pendampingan intensif agar guru mampu menerapkan koding dan AI ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) maupun proyek Kurikulum Merdeka.

Melalui program ini, diharapkan lahir komunitas guru penggerak digital yang tidak hanya mahir secara teknis, tetapi juga visioner dalam menciptakan ekosistem belajar yang inklusif, inovatif, dan berdaya saing global. Dengan demikian, peserta didik Kabupaten Gresik akan memperoleh bekal kompetensi abad ke-21 yang kokoh, menjadi generasi tangguh yang siap menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0.